Rabu, 03 Februari 2010

ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

Dewasa ini negara kita mulai terasa akan kekurangan energi listrik. Untuk mengantisipasi di tahun-tahun mendatang tentunya perlu pemikiran pengadaan sumber energi listrik yang baru, baik secara konvensional (PLTA, PLTD, PLTU dan PLTN) maupun secara terbarukan.
Yang menjadi permasalahan, kebutuhan listrik itu secara kuntinu, sedangkan untuk energi terbarukan tersedia sangat banyak tetapi tidak kontinu. Sebagai misal energi listrik tenaga surya hanya tersedia dalam waktu siang hari. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat energi listrik terbarukan menjaadi kontinu.
Yang pertama agak mahal dengan menyediakan cermin besar di ruang angkasa dan dipakai untuk memantulkan cahaya matahari menuju bumi (fokus) di stasiun solarsel saja. Cara ini selain terkendala dengan biaya juga ada kendala adanya awan di musin penghujan. namun demikian sebenarnya masih ada pemecahannya.
Yang kedua dengan mengubah energi surya menjadi energi listrik dan masih diubah lagi menjadi energi kinetik dan baru kemudian diubah menjadi energi listrik kembali. Meskipun investasi yang dibutuhkan sangat besar namun untuk urusan sumber energi utama tidak akan pernah habis (Sinar Matahari)
Begitu juga untuk energi angin yang terdapat di pantai dapat pula disimpan, yaitu dari energi angin menjadi energi listrik menjadi energi kinetik dan akhirnya sewaktu-waktu dapat diubah menjadi energi listrik yang siap dipakai siang dan malam.
Kita ke energi surya dulu, bila ditempatkan di pesisir energi surya diubah menjadi energi listrik melalui generatos DC. Listrik Arus Searah ini dapat langsung dibebani atau menggunakan inventer dulu agar menjadi AC. Jika langsung kita perlu menggunakan Motor DC, tetapi bila diubah menjadi AC dulu maka diperlukan motor AC 1 fasa.
Motor DC/AC ini dipakai untuk memompa air dari danau atau laut menuju kedaratan yang lebih tinggi. Ketinggian pemompaan air melihat situasi geografis daerah setempat. Jika daerahnya pegunungan pemompaan tidak terlalu jauh menuju ke waduk buatan. tapi jika daerahnya agak mendatar dengan kemiringan 1 - 5 drajad memerlukan jarak yang jauh menuju waduk buatan. Dari waduk buatan ini air dikeluarkan kembali menuju danau atau laut melalui pipa. Sebelum sampai ke laut tentunya tekanan air inilah yang akan kita manfaatkan untuk menggerakkan generator pembangkit listrik.
Sebagai perbandingan tenaga surya hanya tersedia rata-rata 8 jam per hari sedangkan Generator kita hidup selama 24 jam. Untuk itu besar daya yang dibutuhkan untuk memompa air 3 kali lebih besar dari daya keluaran generator. Hal ini dikarenakan ada saat solar sell bekerja dan ada saat solar sell berhenti, tentunya saat siang dan malam. Untuk musim penghujan dapat teratasi dengan mengalirkan air hujan menuju danau buatan, sehingga pasokan air dalam danau tetap stabil.
Sistem ini dapat diterapkan pada pembangkit-pembangkit listrik tenaga air yang sudah ada. Dilihat dari ketersediaan PLTA memang hanya memasok beberapa persen saja kebutuhan energi listrik di Indonesia. Namun jika menggunakan media PLTA yang sudah ada, energi yang dibangkitkan dari energi semula misal PLTA Wadas Lintang memasok daya 10 MW dengan adanya sistem ini dapat ditingkatkan menjadi 15 MW. Dari sini mungkin dapat dipertimbangkan pula pemakaian media PLTA yang sudah ada.
Untuk pembangunan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan (PLET) dengan skala yang besar tentunya di daerah pesisir lebih menjanjikan karena ketersediaan cahaya matahari dan air sangat melimpah.
Begitu juga untuk energi listrik tenaga angin dimana angin tidak terjadi secara kontinu dari waktu ke waktu. Di daerah pesisir dikenal angin darat dan angin laut. yang membedakan dari energi amaupun ngin langsung dapat diubah menjadi listrik AC 1 fasa maupun 3 fasa. Begitu pula masalah pemakaian dapat dipakai secara langsung maupun dengan penundaan ( penyimpanan energi kinetik. Jika mengandalkan mutu kestabilan tegangan lebih baik diubah dulu menjadi energi kinetik baru kemudian menjadi energi listrik yang konstan.
Dari apa yang kami sampaikan di atas untuk tenaga angin mungkin lebih murah karena untuk pembangkitan dengan daya yang sama kebutuhan solar sell dan kincir angin bebih banyak solar sel, karena energi surya hanya tersedia siang hari saja, sedangkan angin tersedia siang dan malam. Waktu vacum (tanpa angin) lebih pendek sehingga kalau daya untuk solar sel lebih besar 3 kali daya yang akan di salurkan, untuk tenaga angin bisa 1,5 kalinya saja dari daya yang terbangkit yang akan disalurkan menuju konsumen.

Dari Paparan Kami mungkin dari pihak-pihak yang kompeten di bidangnya dapat mencoba untuk memikirkan bagaimana seandanya hal ini terwujud. Ini semua peran pemerintahlah yang menentukan.

Untuk Konfirmasi hubungi email kami : www://joko_jetak@yahoo.co.id





2 komentar:

  1. Salam kenal.
    Pak joko selain menggeluti listrik,saya menawarkan rahasia Bisnis lewat Internet.
    klik Baner saya Rahasia Bisnis ato kunjungi ke www.formulabisnis.com?id=Gatot_Widodo

    dari saya,
    Gatot Widodo-Tuntang
    Salam Sukses

    BalasHapus
  2. Waduh pak bagus itu, saya sebenarnya ingin sukses seperti bapak nih !
    Maaf saya sekali lagi saya minta maaf, kalau saya dan teman-teman yang seprofesi saya ikut seperti yang bapak anjurkan nanti siapa yang akan menggeluti dunia teknologi, sedangkan dirumah bapak saja pasti hadir berbagai macam teknologi sesuai dengan kemampuan dan keinginan bapak untuk memiliki barang-barang berteknologi itu.
    Sekian

    BalasHapus