Minggu, 23 Mei 2010

Listrik Tenaga Pasang Surut

Negara kita yang terdiri dari berbagai macam pulau tentunya tidak lepas pantai. 90% lebih wilayah negara Indonesia yang berupa daratan terhubung langsung dengan laut. Dengan demikian kehidupan masyarakat daerah pesisir tidak pernah lepas dari air pasang dan air surut.
Dari beberapa segi air pasang dan surut menjadikan suatu permasalahan tersendiri. Akan tetapi jika kita dapat mencermati kejadian terjadinya air pasang dan surut dapat kita manfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Gerakan air pasang dan air surut tidak lepas dari tenaga kinetis yang tersimpan di dalam air berupa aliran air baik pada saat air pasang, yaitu menuju daratan atau air surut yaitu gerakan air meninggalkan daratan. Dengan adanya gerakan air yang datang dan pergi ini dapat kita manfaatkan untuk menghasilkan tenaga.
Melihat kenyataan di negara kita yang mengalami krisis energi listrik dapat memanfaatkan aliran air pasang dan surut. Untuk mewujudkan hal itu kita bangun suatu kolam dengan dasar sedikit di bawah permukaan laut pada saat air surut dan mempunyai ketinggian sedikit di atas permukaan laut pada saat air mengalami pasang. Kondisi ini memerlukan pantai yang cenderung ombak kecil seperti pantai jenis cekungan. Pada sisi kolam yang menghadapke laut dipasang dua buah saluran dimana setiap saluran mempunyai prinsip aliran sati arah (menggunakan katub). Pada saat air pasang dimana posisi kolam kering air akan mengalir ke kolam melewati pipa saluran dengan katub arah aliran menuju daratan atau air masuk ke dalam kolam. Pancaran air inilah yang dapat kita manfaatkan untuk menimbulkan tenaga. Dari aliran air ini dilewatkan sebuah kincir air, sehingga kincir berputar. Besar kecilnya kincir tergangtung dari perencanaan. Energi putar yang dihasilkan dipakai untuk memompa air laut dimana dialirkan menuju daratan dengan ketinggian disesuaikan situasi geografir yang ada. Bila pantai berupa tebing merupakan suatu keberuntungan, dimana air di pompa ke atas tebing dan disana dibuat suatu kolam tandon.
Air yang berada di dalam kolam tandon sebenarnya juga akan dikembalikan ke dalam laut. Proses pembuangan air dari atas tebing melalui sebuah pipa dengan tingkat kecuramam tertentu inilah yang nantinya kita ubah dari energi semprotan air menjadi energi listrik. Besar kecilnya generator ini tergantung dari berapa besar air yang dapat dipompa ke atas. Semakin panjang pantai yang dipakai tentunya semakin besar air yang masuk ke dalam kolam bawah dan semakin besar pula daya hisap pompa yang mengakibatkan semakin besar pula debit air yang diambil dari laut.
Setelah air dalam kolam bawah penuh proses pemompaan air terhenti dengan sendirinya, karena berhentinya aliran air yang ada di dalam kolam. Untuk mempelambat laju air yang masuk ke dalam kolam pompa yang dipasang disini dip[akai untuk menghisap air yang ada di dalam kolam. sehingga proses pemenuhan air ini agak lebih lambat. dan aliran air yang masuk ke dalam kolam lebih lama.
Air yang mengalami pasang tentunya akan mengalami surut yang artinya permukaan air laut menurun. Proses menurunnya air ini mengakibatkan energi juga, dimana pipa yang satu lagi dipasang dengan arah aliran ke dalam laut, sehingga air akan keluar dari kolam. Proses air keluar dari kolam ini juga dipakai untuk memutar kincir air yang dipasang. Energi putar kincir ini digunakan pula untuk memompa air laut (disini air yang dipompa air yang berada di luar kolam), lama dan tidaknya proses air keluar ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya klam yang dibuat. Untuk menambah volume air yang ada di dalam kolam dipasang penghisap air dengan prinsip adanya ombak yang ada. Untuk energi ombak yang dipakai untuk menghisap air saya kira sudah pernah disampaikan oleh orang lain yang sekarangpun sudah dapat dimanfaatkannya. Kita tinggal memanfaatkan teknologi ini. Air yang dipompa ke atas juga sama diarahkan ke kolam tandon yang berada di atas bukit.
Dari kenyataan di atas, berapa sih kebutuhan energi listrik kita saya percaya jika pemerintah mau dan yakin atau pihak teknokrat mau bekerja sama Listrik tenaga pasang surut dapat dipasang dimana-mana tanpa mengurangi keindahan pantai. Dan saya yakin Pembangkit listrik jenis ini dapat memenuhi 35% dari kebutuhan energi listrik Nasional.
Wow fantastis
..............
Ismujoko

Kamis, 15 April 2010

Listrik Tenaga Angin Secara Kuntinu

Pada materi yang lalu kita membicarakan listrik terbarukan dari matahari dan angin. Kali ini kita akan membahas energi listrik yang dibangkitkan oleh tenaga angin yang dapat kita jumpai di seluruh pantai di wilayah Indonesia.
Perlu diketahui atau mungkin sudah tahu bahwa negara kita Indonesia tercinta ini kaya akan sumber daya alam. Hanya saja kita sebagai anak bangsa belum siap untuk mengelola SDA secara maksimal. SDA yang tersedia dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu SDA yang akan habis dipakai dan SDA yang secara kontinu disediakan oleh alam. Untuk SDA terbatas sebagai misal minyak bumi, gas alam dll. Sedangkan untuk SDA kontinu sepajang masa yang paling dominan adalah tenaga Matahari dan tenaga angin.
Kali ini kita akan membahas Sumber Daya Alam berupa angin.
Wilayah teritorial kita sangat mendukung terjadinya angin, hal ini disebabkan sekitar 80% wilayah negara kita berbatasan dengan laut. Dengan demikian kita terbuka lebar menangkap angin dan mengubah menjadi energi listrik.
Jika kita bayangkan apabila sepanjang pantai di negara kita dipasang energi listrik tenaga angin, maka kebutuhan akan energi listrik di negara kita akan sangat terpenuhi dan harga per kWh menjadi mmurah, karena tidak terdapat biaya bahan produksi, yang ada hanya biaya perawatan, penggantian dan tentunya tenaga yang menanganinya dari Pimpinan sampai lini yang paling bawah (terjun langsug ke lapangan.
Dinegara-negara maju seperti Belanda kincir angin menjadi pemandangan yang biasa seperti kita. Namun pemandangan umum kita yang paling sering adalah tumpukan sampah yang tidak dikelola secara maksimal. Di Belanda biasanya energi angin yang diubah menjadi energi listrik untuk rumah tangga dapat dipakai secara hampir kontinu, hal ini karena keberhasilan teknoloi disana untuk menyimpan energi listrik.
Nah Untuk penerapan energi listrik tenaga angin untuk rumah tangga diperkirakan belum dapat dilaksanakan, hal ini karena pengetahuan tentang ilmu listrik hanya dimiliki oleh orang-orang yang bekerja di bidang listrik. Untuk masyarakat yang bekerja di bidang non listrik biasanya tidak mengenal lebih dalam tentang listrik.
Sebenarnya ini menjadi tugas dari pemerintah juga untuk memberikan ilmu kelistrikan secara umum kepada masyarakat. Mungkin dapat diambil langkah dengan memasukkan mata pelajaran ilmu listrik ke dalam kurikulum mulai dari SD ke atas sesuai dengan porsinya. Jika ini dilakukan 10 tahun dari sekarang masyarakat kita sudah dapat berbicara tentang listrik, sepertihalnya membicarakan hal lain karena apa mereka siap dengan apa yang dibicarakannya.
Energi angin yang ada setiap hampir disetiap saat ditangkap dengan kincir angin, untuk pemasangannya dapat dipasang di pantai atau di lepas pantai (100 m) dari garis pantai. Putaran kincir dihubungkan dengan generator pembangkit tenaga listrik (AC/DC). Output generator dihubungkan dengan motor pompa air yang dipakai untuk memompa air laut dan dikirim ke dataran tinggi. Nah Di negara kita tidak semua pantai lanadali dalam arti terdapat pantai-pantai yang bertebing dan tentunya ini sangat membantu untuk penenpatan air di dataran yang tinggi. Untuk memdapatkan pemasokan air yang banyak kita tinggal memasang sejumlah kincir dan pompa yang disesuaikan dengan kebutuhan akan energi listrik. Dan yang paling menguntungkan kita dapat menambah daya sewaktu-waktu apabila permintaan masyarakat bertambah, apalagi bila industri ikut berperan serta untuk menggunakan energi listrik yang sudah disediakan dengan harga yang lebih murah. Dengan demikian pertumbuhan dunia industri akan menjadi maju secara pesat dan pada akhirnya perkapita masyarakat menjadi naik yang pada akhirnya penghasilan negara menjadi bertambah. Dengan tumbuhnya perekonomian di negara kita, maka kita siap bertarung didunia dalam hal produk-produk dari negara kita untuk dijual ke luar negeri. Seperti kata mantan presiden kita era BJ Habibie, yang pernah siaran di televisi beliau mengatakan siap untuk memghidupkan kembali N 250. Ini membanggakan sekali bagi negara kita.
Air yang dikirim ke daratan tentunya harus ditampung dalam waduk buatan. Waduk ini tidak besar yang penting dapat mengumpulkan air dari berbagai pompa air yang telah dipasang. Diusahakan pula perbedaan tinggi daratan yang besar untuk mendapatkan daya dorong air yang akan dipakai untuk memutar generator membangkit listrik dengan kapasitas yang besar.
Nah dengan demikian kita siap dengan pasokan energi listrik tenaga angin yang kontinu seperti halnya Pembanglit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Rabu, 03 Februari 2010

ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

Dewasa ini negara kita mulai terasa akan kekurangan energi listrik. Untuk mengantisipasi di tahun-tahun mendatang tentunya perlu pemikiran pengadaan sumber energi listrik yang baru, baik secara konvensional (PLTA, PLTD, PLTU dan PLTN) maupun secara terbarukan.
Yang menjadi permasalahan, kebutuhan listrik itu secara kuntinu, sedangkan untuk energi terbarukan tersedia sangat banyak tetapi tidak kontinu. Sebagai misal energi listrik tenaga surya hanya tersedia dalam waktu siang hari. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat energi listrik terbarukan menjaadi kontinu.
Yang pertama agak mahal dengan menyediakan cermin besar di ruang angkasa dan dipakai untuk memantulkan cahaya matahari menuju bumi (fokus) di stasiun solarsel saja. Cara ini selain terkendala dengan biaya juga ada kendala adanya awan di musin penghujan. namun demikian sebenarnya masih ada pemecahannya.
Yang kedua dengan mengubah energi surya menjadi energi listrik dan masih diubah lagi menjadi energi kinetik dan baru kemudian diubah menjadi energi listrik kembali. Meskipun investasi yang dibutuhkan sangat besar namun untuk urusan sumber energi utama tidak akan pernah habis (Sinar Matahari)
Begitu juga untuk energi angin yang terdapat di pantai dapat pula disimpan, yaitu dari energi angin menjadi energi listrik menjadi energi kinetik dan akhirnya sewaktu-waktu dapat diubah menjadi energi listrik yang siap dipakai siang dan malam.
Kita ke energi surya dulu, bila ditempatkan di pesisir energi surya diubah menjadi energi listrik melalui generatos DC. Listrik Arus Searah ini dapat langsung dibebani atau menggunakan inventer dulu agar menjadi AC. Jika langsung kita perlu menggunakan Motor DC, tetapi bila diubah menjadi AC dulu maka diperlukan motor AC 1 fasa.
Motor DC/AC ini dipakai untuk memompa air dari danau atau laut menuju kedaratan yang lebih tinggi. Ketinggian pemompaan air melihat situasi geografis daerah setempat. Jika daerahnya pegunungan pemompaan tidak terlalu jauh menuju ke waduk buatan. tapi jika daerahnya agak mendatar dengan kemiringan 1 - 5 drajad memerlukan jarak yang jauh menuju waduk buatan. Dari waduk buatan ini air dikeluarkan kembali menuju danau atau laut melalui pipa. Sebelum sampai ke laut tentunya tekanan air inilah yang akan kita manfaatkan untuk menggerakkan generator pembangkit listrik.
Sebagai perbandingan tenaga surya hanya tersedia rata-rata 8 jam per hari sedangkan Generator kita hidup selama 24 jam. Untuk itu besar daya yang dibutuhkan untuk memompa air 3 kali lebih besar dari daya keluaran generator. Hal ini dikarenakan ada saat solar sell bekerja dan ada saat solar sell berhenti, tentunya saat siang dan malam. Untuk musim penghujan dapat teratasi dengan mengalirkan air hujan menuju danau buatan, sehingga pasokan air dalam danau tetap stabil.
Sistem ini dapat diterapkan pada pembangkit-pembangkit listrik tenaga air yang sudah ada. Dilihat dari ketersediaan PLTA memang hanya memasok beberapa persen saja kebutuhan energi listrik di Indonesia. Namun jika menggunakan media PLTA yang sudah ada, energi yang dibangkitkan dari energi semula misal PLTA Wadas Lintang memasok daya 10 MW dengan adanya sistem ini dapat ditingkatkan menjadi 15 MW. Dari sini mungkin dapat dipertimbangkan pula pemakaian media PLTA yang sudah ada.
Untuk pembangunan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan (PLET) dengan skala yang besar tentunya di daerah pesisir lebih menjanjikan karena ketersediaan cahaya matahari dan air sangat melimpah.
Begitu juga untuk energi listrik tenaga angin dimana angin tidak terjadi secara kontinu dari waktu ke waktu. Di daerah pesisir dikenal angin darat dan angin laut. yang membedakan dari energi amaupun ngin langsung dapat diubah menjadi listrik AC 1 fasa maupun 3 fasa. Begitu pula masalah pemakaian dapat dipakai secara langsung maupun dengan penundaan ( penyimpanan energi kinetik. Jika mengandalkan mutu kestabilan tegangan lebih baik diubah dulu menjadi energi kinetik baru kemudian menjadi energi listrik yang konstan.
Dari apa yang kami sampaikan di atas untuk tenaga angin mungkin lebih murah karena untuk pembangkitan dengan daya yang sama kebutuhan solar sell dan kincir angin bebih banyak solar sel, karena energi surya hanya tersedia siang hari saja, sedangkan angin tersedia siang dan malam. Waktu vacum (tanpa angin) lebih pendek sehingga kalau daya untuk solar sel lebih besar 3 kali daya yang akan di salurkan, untuk tenaga angin bisa 1,5 kalinya saja dari daya yang terbangkit yang akan disalurkan menuju konsumen.

Dari Paparan Kami mungkin dari pihak-pihak yang kompeten di bidangnya dapat mencoba untuk memikirkan bagaimana seandanya hal ini terwujud. Ini semua peran pemerintahlah yang menentukan.

Untuk Konfirmasi hubungi email kami : www://joko_jetak@yahoo.co.id